Sabtu, 06 Mei 2017

Reformasi Bagi Fayakhun Bakamla

Saat atau pasca reformasi 1998, semua kroni Soeharto dilucuti. Yang paling dibidik adalah militer/ABRI. Sebab ABRI dinilai merupakan penopang utama kekuasaan Soeharto. Namun beberapa pejabat sipil juga dilucuti. Tapi ada satu pejabat yang yang aman, tak diusik padahal semasa menjabat paling sangar terhadap kehidupan Pers saat itu. Ya betul, Pak Harmoko namanya.

begitulah fayakhun  bakamla dalam Hal ini sempat kami diskusikan sesama aktivis saat itu. Kesimpulan dari diskusi itu adalah:
"Utamakan pejabat pelanggar HAM". Banyak aktivis saat itu tidak sadar, ada invisible hand (kekuatan halus) yang memang lagi membidik perwira ABRI sebagai pelanggar HAM. Peluit sudah ditiup, permainanpun dimulai. Beberapa perwira ABRI mulai 'digoreng' dengan HAM. Ada yang sampe gosong, ada yang setengah matang, tapi ada juga yang selamat. Harmoko selamat, selain dari kalangan sipil juga karena Harmoko bukan pelanggar HAM.

zaman kemerdekaan dan zaman reformasi


Waktu bergulir, wacana HAM tinggal masa lalu. Memasuki tahun 2000-an hingga 2010-an mulai berganti wacana. Korupsi menjadi agenda sosial. Koruptor adalah musuh bersama, harus dilawan bersama. Banyak yang larut tapi sedikit yang paham, wacana korupsi ini juga dapat ditunggangi untuk membidik sasaran tertentu. Tidak banyak juga yang paham bahwa, jika pasal korupsi digunakan untuk mencari kesalahan orang, maka hampir dipastikan semua orang melakukam korupsi, sekecil apapun apalagi besar. Dan itu artinya semua orang bisa dibidik.

Pada era ini ada yang menarik, pelaku koruptor yang beragama Islam diperlakukan lebih sinis di media sosial. Mulai dari Ustadz LHI, AU kader potensial HMI, GPN mantan Gub Sumut hingga RAC mantan Gub Banten. Mulai dari jenggotnya, kening hitamnya, organisasinya, jilbab hingga poligaminya dicecar tiada henti. Tiba-tiba kita jadi biadab, lupa sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Saya merasa mulai ada yang tidak bener. Riset terhadap isi media saya lakukan 2014. Hasilnya mengejutkan... Dugaan itu semakin menguat saat kasus RS Sumber Waras mencuat. Aktivis korupsi mendadak terdiam. Organisasi yang suka rame soal korupsi mendadak senyap dalam kasus RS Sumber Waras. Sama terdiamnya aktivis HAM dalam kasus Siyono, dll. Hmmmm... Banyak yang tertipu rupanya.

fayakhun andriadi dan fayakhun bakamla

Memasuki 2016 (saya prediksi sd 2019) wacana mulai bergeser. Saat ini wacana Khilafah yang hendak dijadikan musuh bersama. Khilafah, komunis atau apapun yang ingin merongrong keutuhan NKRI yang berideologi Pancasila harus tegas dilawan. Tapi ini juga aneh, mengapa tidak dilapor resmi ke Polisi atau dibubarkan saja organnya? Tapi sisi lain, bagaimana dengan kapitalisme, liberalisme atau sekularisme sebagai ideologi bisa masuk bebas ke Indonesia? Kapitalisme membuat hidup lebih individual, bertentangan dengan prinsip kekeluargaan dan gotong royong.
Sampai sini saya berhenti, tidak ingin lanjut lagi. Karena ini semua tentang kekuatan wacana sebagai narasi besar realitas....

menurut fayakhun bakamla Gunakam akal sehat agar tidak mudah diterkam wacana dan manfaatkam nurani untuk menimbang baik buruk suatu wacana...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar